Kita banyak mengetahui bahwa banyak sekali yang jarang sekali merawat gigi Gusi. Dan juga Jangan pernah menyepelekan kesehatan gusi, terutama di masa-masa kehamilan. Pasalnya, gusi yang bermasalah bisa memengaruhi kesehatan janin. Bagaimana merawat gusi tetap sehat saat hamil?
Senyum yang indah, gigi yang rata juga putih, bukanlah suatu jaminan bahwa gigi dan gusi seseorang sehat. Orang yang rajin menyikat gigi pun belum tentu memiliki gusi yang sehat dan terawat. Biasanya mereka lebih memfokuskan perawatan gigi ketimbang gusi.Dikatakan oleh seorang ahli kesehatan gusi Drg Yulia Rachma SpPerio bahwa menurut penelitian, masyarakat Indonesia sendiri pada umumnya kurang memerhatikan kesehatan gusi. Pendapat tersebut juga didukung data statistik Survei Kesehatan Nasional 2002. Pada data tersebut tercatat 7 dari 10 orang Indonesia mempunyai problem gusi berdarah.Dan menurut data dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), prevalensi radang gusi (gingivitis) di seluruh dunia adalah 75-90 persen.
Sedangkan data dari penelitian di Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan Universitas Prof Dr Moestopo pada 2004 mencatat bahwa 71,3 persen pasien di rumah sakit ini memiliki karang gigi sebagai pemicu timbulnya penyakit radang gusi, 3 persen menderita pendarahan gusi, 25,55 persen mengalami penurunan gusi, dan hanya 0,44 persen yang dinyatakan sehat.
“Itulah beberapa bukti yang menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia masih minim sekali perhatiannya terhadap kebersihan dan kesehatan gusi,” tutur Yulia saat acara workshop bertema ?Gusi Terawat untuk Janin Sehat’ yang diadakan oleh Pepsodent Complete & Gum Care di The One Resto FX, Senayan, baru-baru ini.
Minimnya perawatan terhadap gusi tersebut ternyata bisa menjadi penyebab penyakit radang gusi. Radang gusi adalah infeksi pada gusi yang disebabkan oleh plak, yaitu lapisan yang melekat dan terdiri atas bakteri, saliva, dan sisa-sisa makanan.
“Penyakit radang gusi juga bisa merusak jaringan penyangga gigi lainnya, yang dikenal dengan istilah periodontitis,” ucap dokter lulusan Universitas Indonesia.
Periodontitis adalah kondisi di mana terjadinya kerusakan jaringan penyangga gigi yang ditandai dengan pembengkakan gusi, terdapat celah antara gigi dan gusi, gusi turun sehingga bakteri dapat bersarang di celah antara gigi dan gusi. Tidak hanya gusi, tulang yang menjadi landasan pun menjadi sangat rentan terkena infeksi. Dan pada kondisi ini, kedudukan gigi menjadi goyang atau bahkan lepas.
Lebih lanjut Yulia menuturkan bahwa jika radang gusi tidak ditangani, maka dapat memburuk menjadi periodontitis, di mana infeksi sudah menjalar ke jaringan pendukung gigi lain. Dan apabila tidak ditangani, maka bakteri bisa masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan penyakit di bagian lain seperti stroke, diabetes, jantung, dan pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi terlahir prematur atau dengan berat tubuh yang kurang.
“Penelitian terakhir mengindikasikan bahwa perempuan hamil dengan penyakit gusi yang kronis mempunyai risiko tujuh kali lebih besar untuk memiliki bayi lahir prematur,” ujarnya.
Selain bakteri pada plak juga terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan penyakit radang gusi, seperti cara menyikat gigi, tekanan pada gusi, merokok, serta pengaruh hormonal pada masa kehamilan.
Pada saat hamil, biasanya ibu hamil mengalami perubahan gigi dan mulut. Perubahan bisa berupa pelebaran dan perlunakan pembuluh darah gusi. Artinya, gusi lebih mudah berdarah bila terkena sikat gigi dan bisa terjadi pembengkakan gusi yang disebut epulis gravidarum atau pregnancy tumor. Penyakit ini akan berangsur-angsur sembuh setelah melahirkan.
Biasanya pregnancy tumor terjadi di gusi. Tepatnya di antara dua gigi (interdental) dan dapat berkembang dengan cepat meskipun umumnya diameter lesi ini berukuran tidak lebih dari 2 cm. Pengaruh kesehatan gusi terhadap kehamilan juga diakui oleh dokter kandungan Dr Boy Abidin SpOG. Dia mengatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan gusi bermasalah pada ibu hamil adalah perubahan hormonal dan terjadinya pelebaran serta perlunakan pembuluh darah gusi pada masa kehamilan.
“Toksin yang memasuki aliran darah melalui celah antara gusi dan gigi membuat janin stres yang menyebabkan bayi lahir dengan berat kurang atau prematur. Tercatat 77 persen ibu yang melahirkan bayi prematur menderita penyakit radang gusi,” jelasnya di acara yang sama.
Toksin yang masuk tersebut juga dapat menyebabkan peradangan pada gusi dan akan lebih buruk lagi bila sang ibu memiliki kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Oleh sebab itu, Boy selalu menganjurkan para ibu yang merencanakan kehamilan sebaiknya memerhatikan kesehatan rongga mulutnya terlebih dahulu.
Tag :
Tips Sehat